Kenapa Saya Memilih Gear Sony Alpha??

Saat ingin membeli kamera pocket atau DSLR tentu yang ada dipikiran kita semua adalah 2 merk yang terkenal. Atau saat bingung mencari kamera pocket dan DSRL lalu anda searching menggunakan mbah google atau search engine lainnya, yang akan dimunculkan di halaman awal pasti hanya 2 merk : Canon dan Nikon

Begitu juga saat pertama kali saya membeli kamera, yang teringat dalam benak saya cuma 1, Canon!.

Tetapi seiring perjalanan waktu, saya banyak bergaul dengan orang2 yang “salah”, dan Sayapun menjadi salah, Salah dalam banyak arti. Tetapi saya persempit salah yang tidak terhingga itu ke dalam dua kesalahan saja.

Salah yang pertama :
Saat semua orang belajar mendalami Sistim Operasi Windows yang bejibun digunakan oleh orang di seluruh dunia, eh, kita malah memperdalam Sistim Operasi Linux.

Salah yang kedua :

Saat rata2 orang yang mendalami ilmu motret dengan Canon dan Nikon, eh, kita malah menggunakan Sony.

Ketika menggunakan Canon, hampir setiap saat saya diracuni untuk pindah agama, tidak hanya dengan perkataan, tetapi juga dengan perbuatan.

Awalnya saya tidak begitu peduli, tetapi karena otak terus menerus di cuci, saya mulai goyah. Apalagi pertama kali menggunakan Sony SLT A33 yang telah dipasangi lensa legendaris Minolta Beercan (70-210 mm) milik Ramiaji Lamsari (Ketua The Mbozo Gangster). Saya sangat terpesona dengan ketajaman, warna dan bokehnya.

Masih berlanjut, Saat mencoba kamera legenda milik Mas Yudi, saya tambah terpana, dan masih ditambah lagi dengan saat mencoba menggunakan Sony Alpha 300 dengan lensa Minolta Big Beercan (70-300 mm) milik Blek, tambah jatuh cinta.

Tentu merk-merk lain pastilah memiliki lensa yang yang bagus dan mumpuni, seperti Canon dengan lensa L atau yang bercincin merah. Tetapi untuk mendapatkannya, kocek alias uang dikantong harus sangat tebal. Nah untuk saya yang cuma opas/penjaga sekolah ini, tidak mungkin kebeli, walaupun sudah menjual harta2 yang saya miliki, dan termasuk menjual harga diri saya, tetap tidak akan tertebus.

Karena racun sudah menjalar di syaraf dan nadi saya, mulai saya browsing semua hal yang berkaitan dengan Kamera Sony. Mulai saya membaca review semua yang berkaitan dengan kamera, Mulai saya bergaul dengan orang-orang Alpharian (sebutan untuk penggila Sony) dengan masuk dan mendaftar di Forum Alpharian (Alpharian.com).

Ketika duit untuk membeli gear Sony sudah mulai terkumpul, mulai galau dengan 2 pilihan : Sony SLT A55 atau Sony DSLR A580. Setelah membaca di Forum, dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, akhirnya saya memilih Sony SLT A55 dengan lensa Kit. Masih kurang, untuk melengkapinya saya membeli lensa tele Minolta APO 100-300 mm.

Di antara puluhan atau mungkin ratusan pencinta foto di Kota dan Kabupaten Bima, pasti kebanyakan merk yang digunakan seperti yang saya tulis di atas. Tetapi percayalah, berbeda itu indah, minoritas itu membanggakan. Saya menggunakan Kamera Sony, dan pasti itu berbeda seperti yang kebanyakan orang pakai, dan itu indah. Saya menggunakan Gear Sony, itu minoritas, tetapi minoritas itu sangat membanggakan (di Kabupaten dan Kota Bima, baru 5 orang yang menggunakan). Seperti juga sampai saat ini Sistim Operasi di Komputer saya sangat berbeda karena saya menggunakan Linux, dan masih minoritas dan membuat saya bangga karena berbeda.

Hanya orang yang telah diberi Rahmat dan Hidayah oleh Sang Pencipta yang dipilih untuk menyukai Sony Alpha dan diberi kesempatan untuk menggunakan Linux 🙂

2 responses to this post.

  1. Saya penguna dan berusaha menggila linux tapi sayang saya bukan penggila dan sony. Bukan akrena dua merk lain yang mendominasi tapi karena memang tidak ada modal dan kemampuan untuk itu 😀Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

    Reply

  2. 1. Barang pak Ram itu bukan @33 tapi @35.2. Jangan kejar Sony, kejar Alpha, the legacy of Minolta.3. FVCK AYO CARI MINOLTA AF 50 MM F2.8!!!

    Reply

Leave a comment