Archive for the ‘Blog Competition’ Category

>Googling Akhirnya Menemukan Gugling

>

Koran Suara Mandiri, baru saja selesai saya baca, koran harian lokal Bima (NTB) yang terbit tanggal 21 Mei 2010, sudah dibaca orang pada daerah lain pada pagi hari. Tetapi untuk kampung saya, koran ini baru sampai pada sore hari pada agen yang kebetulan bertetanggan dengan saya.
Karena keterbatasan informasi yang saya dapatkan jelas sudah basi, tetapi saya tetap membacanya dan memang sudah terbiasa dengan keterlambatan-keterlambatan seperti ini.
Koran lokal telah selasai saya lahap, halaman per halaman, masih berserakan disekitar ruangan kerja saya. Giliran saatnya untuk membuka internet mencari informasi yang up to date. Sangat banyak media online yang bisa dibaca, banyak media yang sudah sangat terkenal versi koran tetapi juga menghadirkan versi onlinenya.
Saya menginginkan yang lain, mesin pencari google saya manfaatkan untuk mencari sumber-sumber online lain sebagai referensi untuk bahan ajar dan untuk menambah wawasan, sehingga ketika bertemu dengan siswa-siswi, banyak hal-hal yang terbaru yang bisa saya ceritakan.
“berita digital”, tanpa tanda kutip merupakan kata kunci yang saya ketikkan pada search engine google. Tertera sekitar 3 Juta halaman yang memuat kata kunci yang tersebut. Pada halaman pertama, pemain-pemain lama dari media online indonesia bercokol. Sekali lagi, saya ingin yang lain, media yang bisa diakses dengan cepat dengan bandwith terbatas.
Pindah ke halaman ke dua. Scroolling mouse, ada situs yang menarik perhatian saya tetapi terletak agak bawah. gugling.com-situs info digital terpercaya, mata saya tertumbuk pada informasi yang diberikan google : portal info digital, situs berita, berita terkini, berita gosip, berita teknologi, olahraga, politik, tips n trik, ulasan, humor, video, …

Tempatkan kursor kemudian, Control+Clik, situs gugling dengan alamat http://gugling.com/ terbuka pada tab baru di browser chrome, yang telah saya installkan pada sistim operasi linux Ubuntu. Wow…loadingnya sangat cepat dengan sedikit banner, ini merupakan keunggulan dari gugling.
Pada halaman utama ada judul yang menurut saya sangat menarik : “Kenapa Orang Mengiler Saat tidur??”, nah lo kok bisa ya setiap bangung tidur?, anda bisa temukan jawabannya dengan meng-klik link http://gugling.com/kenapa-orang-mengiler-saat-tidur.html
Apa cuma itu beritanya?? kok iler dijadikan berita. Jangan salah, ada bejibun berita yang anda bisa baca pada situ gugling yang terbagi dalam beberapa navigasi yang memudahkan kita mencari berita berdasarkan kategori.
Kategori 18+
yang terbagi lagi dalam sub kategori yaitu boys corner dan girls corner. Dilihat dari kategorinya berita-berita yang tersedia memang hanya untuk Pria dan Wanita yang berumur di atas 18 tahun.
Berita
Tersedia beragam berita dari Dalam Negeri, Mancanegara, Olahraga, Otomotif, Politik dan Teknologi.
Download
Anda ingin download Ebook, Games untuk Blackberry, WordPress Plugin, silahkan pilih kategori download.
Humor
Capek dengan kegiatan dan rutinitas yang ada, baca pada kategori humor, anda akan terpingkal-pingkal saat membaca beragam humor yang tersaji. Seperti pada judul asal mula 45 menit dalam sepakbola atau ciri-ciri pria tak muda lagi. Dijamin stress akan hilang.
Lain-lain
Yang berisi sub kategori Aneh tapi Nyata yang berisi berita diluar akal sehat tetapi memang ada dan terjadi.
Sub kategori Asal mula berisi informasi sejarah tentang sesuatu misalnya asal mula piano yang merupakan alat usik tertua dan termahal di dunia.
Sub kategori Biografi yang berisi biografi para tokoh terkenal pada bidang masing-masing seperti Ahmad Dhani atau Bob Hasan yang terkenal .
Pada sub kategori Bisnis online anda bisa mempelajari bagaimana cara berbisnis menggunakan media online dan kita-kita untuk berbisnis online.
Kategori Gossip Selebriti, biasanya gossip paling disenangi oleh orang untuk dibaca, apalagi yang menyangkut selebrity yang memang gaya hidupnya selalu ingin diketahui oleh orang lain.
Sub Kategori Kedokteran, info kesehatan lumayan lengkap tersaji dalam kategori ini, sangat bagus untuk dijadikan referensi untuk hidup sehat.
Sub kategori Kuliner, meskipun informasi yang disajikan tidak banyak tetapi bisa untuk menambah pengetahuan tentang kuliner.
Sub katergori Nice Story merupakan pengalaman atau cerita yang sangat membangkitkan rasa bagi yang membacanya
Sub kategori Tahukah kamu? beragam berita atau informasi yang belum terungkap dan ingin kita ketahui lebih dalam cerita bisa anda baca di sini.
Lirik.
Banyak lirik lagu untuk dijadikan koleksi disusun secara alfabet, sehingga memudahkan untuk mencari penyanyi-penyanyi favorit anda.
Mistis.
Bagi anda yang doyan klenik atau hal-hal yang berbau supranatural, anda bisa mengakses pada kategori mistis yang berisikan ramalan dan video hantu. silahkan diakses untuk menguji adrenalin anda.
Tips & Trik
Bagi yang hobi utak-atik Blackberry, blogspot, wordpress, laptop komputer, internet, otomotif, iktu tutorial yang sangat lengkap pada kategori ini. Tidak itu saja bagi yang ingin tambah cantik dan menarik ada sub kategori khusus yang membahas masalah itu. Juga bagi yang ibu yang memiliki balita, ada banyak informasi yang sangat berguna.
Ulasan
Anda tidak ingin membeli kucing dalam karung bukan?. Suatu saat anda ingin membeli gadget yang sesuai kebutuhan, mencari informasi tentang game-game yang terbaru, laptop yang canggih, software-software yang membantu pekerjaan anda, teknologi terkini, ulasan filim yang terbaru, sangat mengasyikkan untuk dibaca.
Secara umum, situs gugling menyajikan informasi yang beragam dan menarik yang tidak kita temui pada media online yang sejenis, seperti dengan adanya kategori 18+, Mistis, Tips &trik, Humor dan Download.
sepertinya pendiri gugling ingin membuat situsnya merupakan situs serba ada dengan merangkum beberapa kategori di atas dan bisa diakses hanya dengan membuka satu situs : gugling.com. Hal ini mendapatkan poin tersendiri dalam penilaian saya.
Poin yang menarik lainnya yaitu kecepatan loading gugling.com. Internet di Indonesia, apalagi di daerah saya kebanyakan bisa diakses menggunakan koneksi gprs. Saya mencoba membandingkan kecepatan loading situs gugling.com dengan situs sejenis dengan memanfaatkan tool gratis http://www.webslug.info/index/results. Hasilnya bisa dilihat pada tangkapan layar di bawah ini
Tentunya dalam penilaian kecepatan, harus lebih komperehensif dan menyeluruh sehingga bisa lebih obyektif dalam penilaian kecepatan loading. Tetapi sebagai orang yang sering mengakses situs-situs berita, saya bisa menilai ketika pertama kali membuka sebuah situs dan bisa menilai gugling.com, memiliki kecepatan loading yang bagus.
Meskipun banyak memiliki kategori yang menarik, tetapi sayang, ada beberapa kategori yang tidak mendapat porsi yang lebih baik. Seperti pada kategori download. Pada kategori ini, sangat sedikit file download yang tersedia. Bahkan untuk kategori Ebook hanya berisi dua file itupun sudah tidak up to date seperti download jadwal puasa imsakiyah 2009 (sekarang tahun berapa ya??). Pada sub kategori game blackberry tidak kalah miskinnya, padahal BB merupakan gadget yang paling diburu orang saat ini.
Hal yang sama terjadi pada sub kategori wordpress Plugin, harusnya gugling.com bisa lebih cerdas dengan memperbanyak file pda kategori download dan kategori-kategori lainnya sehingga pengakses akan betah berlama-lama untuk nongkrong di gugling.com.
Kekurangan lainnya, gugling.com, belum mampu menduduki peringkat terbaik pada tangga search engine google. Sehingga ketika seseorang mengetikan kata kunci yang sedang trend pada saat ini, situs googling.com, tidak mampu bersaing, otomatis pembaca atau pengakses situs akan lebih mengutamakan situs-situs sejenis pada peringkat yang lebih tinggi.
kelebihan harus dipertahankan, sedangkan kekurangan harus dicari langkah-langkah untuk mengatasinya.
Harapan saya dan juga pengakses situs gugling.com lainnya bisa memberikan yang terbaik, baik dalam segi tampilan, isi berita maupun fitur-fitur yang menarik lainnya.
Semoga menjadi situs penyedia informasi ternama

Postingan ini dikutsertakan dalam kontes review gugling.com

>Coooy, Akhirnya Aku Menang (Persembahan kepada Para Developer BlankOn)

>

Setiap ada lomba menulis di blog, saya berusaha untuk selalu mengikutinya. Bukan karena beragam hadiah dan penghargaan yang diberikan yang membuat saya melakukannya (Tetapi seandaianya menjadi pemenang, gak nolak lah!), tetapi lebih kepada ingin mengasah tulisan sesuai dengan koridor yang telah ditentukan oleh pembuat lomba. Rambu sudah ditetapkan dan kita harus tetap berada pada jalur yang telah ditentukan. Itulah yang sangat menarik.

Sudah 3 kali ikut lomba menulis. Pengalaman pertama waktu menulis untuk Pertamina yang bisa dibaca di sini, terus mengikuti lomba menulis tentang lingkungan yang bisa dibaca di sini, dan terakhir (sampai detik ini) mengikuti lomba yang diselenggarakan oleh Universitas Ma Chung Malang tentang Hari Kebangkitan Nasional yang bisa dibaca di sini, di sana, dan di situ.

Mencari inspirasi yang pas sesuai dengan kriteria lomba merupakan sesuatu yang sangat menantang, bikin gemes, bikin badan meriang, disertai flu dan bersin-bersin serta bisa menguras pikiran. Hal yang sering saya untuk menunggu ide dari langit adalah dengan membaca referensi, kongkow dengan teman-teman blogger lainnya, menonton berita di televisi atau jalan-jalan dan refreshing di pantai.

Kata Pak Usman D. Ganggang, teman saya yang sangat jago menulis, yang tulisannya tersebar diberbagai surat kabar, inspirasi akan datang dengan sendirinya jika kita sudah sering menulis tentang berbagai masalah. Kepekaan seketika muncul dan tangan akan bergerak sendiri untuk memencet tuts keyboard sehingga menghasilkan huruf, kata dan rimbun kalimat.
Hal itu sangat menginspirasi saya untuk melakukannya. Maka dari itu, oleh sebab itu dan karena itulah saya berusaha untuk menulis. Bagus dan jelek, Benar dan tidaknya tata kalimat, urusan terakhir. Yang penting tulis!.

Pada ajang lomba Machung Blog Competition 2010 dengan tema Indonesiaku Bukan Indonesia-Indonesiaan, saya menulis tiga buah artikel tentang rasa nasionalisme dalam diri saya.

Dengan Sepeda Kami Melalui Negeri Ini.

Merupakan judul postingan saya untuk kompetisi blog Ma Chung yang bercerita tentang pengalaman pribadi saat bersepeda dengan tamu bule wanita asal negeri Belanda, saat mengantarkan mereka berkeliling mengunjungi desa-desa di daerah saya.

Indonesiakan Raya!.
Postingan saya yang kedua untuk mengikuti Blog Ma Chung Competition, yang bercerita tentang keprihatinan saya dengan ambuardulnya keadaaan negeri ini.

Bangkit Dengan Tidak Membajak (Sebuah Refleksi).
Tulisan ketiga yang membahas tentang keprihatinan saya akan pengggunaan software bajakan di dunia pendidikan, sehingga mamacu saya untuk mengenalkan Free and Open Source Software (FOSS) terutama BlankOn Linux kepada siswa/i di berbagai sekolah yang ada di Kota dan Kabupaten Bima, serta penghargaan tertinggi dari saya untuk para pengembang BlankOn Linux yang bekerja siang malam dengan ikhlas untuk menghasilkan distro linux sesuai kebutuhan rakyat Indonesia.

Untuk Para Developer BlankOn

Pada akhirnya, Kisah ini ditutup dengan manis. Tulisan saya Bangkit dengan Tidak Membajak (Sebuah Refleksi) mendapat penghargaan sebagai Primus Winner dan Indonesiakan Raya! mendapat penghargaan sebagai Still Winner. Selengkapnya di sini.

Terima kasih kepada kawan-kawan yang telah memanjatkan do’a, sehingga membuka mata batin para penilai lomba yang sudah menilai, bahwa tulisan saya berjalan sesuai dengan koridor yang telah mereka tetapkan.

Salam Hangat!

Bangkit Dengan Tidak Membajak (Sebuah Refleksi)

“Tulisan ini dibuat, berdasarkan pengalaman dan untuk diikutsertakan pada Ma Chung Blog Competition 2010

Setiap saat, kita selalu mendengar maraknya pembajakan yang terjadi, baik itu pembajakan kaset musik, cakram musik/video, terlebih sistim operasi atau software. Bagi pemilik/produsen, tentu dengan adanya pembajakan berarti akan berkurang pemasukannya yang berkaitan dengan finansial. Dampak yang akan terjadi, orang akan semakin malas untuk berkreasi dan berproduktifitas. Tentu hal ini akan berdampak buruk bagi kemajuan di Indonesia.

Indonesia dalam urusan bajak membajak memang semakin membaik, tetapi tetap saja masih dalam posisi yang memalukan. Tahun 2006 peringkat Indonesia dalam kumpulan negara-negara pembajak di seluruh dunia berada pada posisi ke-8, kemudian pada tahun 2009 berada pada tangga ke-12.

Melihat keadaan di atas, berarti hampir sebagian besar penduduk Indonesia mengkonsumsi hal yang berbau bajakan. Baik untuk keperluan pribadi, keperluan pekerjaan, keperluan komersil, maupun keperluan pendidikan.
Hal yang memprihatinkan memang terjadi dalam dunia pendidikan, penggunaan software bajakan merupakan sesuatu yang seakan-akan lumrah. Hampir semua laboratorium komputer milik sekolah yang saya masuki terutama di daerah saya di Bima NTB menggunakan piranti bajakan.

Ini membuat hati saya menangis. Bagimana tidak, generasi muda yang akan jadi penerus dan pengelola negeri ini, mengetik, komputer, 99% di dalamnya berisi software windows bajakan. Mau jadi apa negeri ini, karena tanpa sadar sebenarnya kita sudah mendidik mereka untuk menjadi pencuri, pembohong dan koruptor?. Pantas saja kita selalu terpuruk dalam berbagai bidang, tidak banyak berprestasi di kancah internasional.

Tidak ada alasan. Jika pembajakan dilakukan karena alasan produk software yang berlisensi sangat mahal, masih banyak tersedia software yang memiliki lisensi yang free, baik free dalam pengertian gratis, maupun free dalam mengotak atik kode-kode pembuatan software tersebut.

Banyak cara untuk bangkit!. Jika merasa sedikit mampu, silahkan beli sistim operasi yang berlisensi, kemudian untuk kebutuhan-kebutuhan lainnya, bisa diinstal produk Free and Open Source Software (FOSS), seperti OpenOffice untuk kebutuhan kegiatan ketik, hitung dan presentasi. Karena yang saya ketahui kebutuhan kegiatan belajar mengajar pada siswa/i tingkat menengah dan atas pada umumnya adalah perkantoran dan internet.

Solusi cerdas berikutnya adalah menginstallkan sistim operasi linux yang sesuai dengan kebutuhan. Banyak sekali distribusi linux yang bisa dipilih dengan tampilan dan performa yang sangat bagus, salah satunya adalah distro linux buatan anak bangsa Indonesia yang dinamakan dengan BlankOn.
Kenapa kita tidak melakukannya?. Dunia pendidikan adalah tempat dimana proses pembaharuan ilmu dan keterampilan dilakukan setiap saat. Belajar tidak mengenal kata selesai, selama hayat masih dikandung badan, long life education. Jadi merupakan sesuatu salah apabila di dunia pendidikan tidak melakukan solusi yang telah saya tulis di atas. Ketika mengatakan linux itu susah, kemudian dijadikan alasan manghalalkan penggunaan software bajakan, maka saya katakan di situ tidak terjadi proses belajar. Dunia pendidikan adalah tempat dimana kejujuran dipelajari, dijunjung tinggi, pada saat kita masih mendidik anak dengan software bajakan, lalu dimana nurani dan moral kita?, karena dengan melakukan itu kita sudah mendidik anak menghalalkan segala cara untuk mencapai cita-citanya, kita sudah mengisi jiwa mereka dengan sesuatu yang busuk.

Pada awal mengenal komputer, saya pun tidak luput pernah menggunakan software bajakan. Tetapi sungguh, waktu itu saya tidak pernah tahu dan sama sekali tidak mengerti bahwa saya menggunakan produk ilegal. Bahkan di laboratorium komputer SMKN 1 Bima, tempat saya mengabdi, sayalah yang sering menginstall dan mempromosikan dan menawarkan kepada kawan-kawan, produk software terbaru yang berlisensi yang saya dapatkan jika saya ditugaskan ke kota-kota besar di daerah Jawa dan Jakarta.

Setelah tercerahkan, terjadi perang batin dalam diri saya. Saya harus memulainya, mulai dari diri sendiri. Komputer pribadi yang sering saya gunakan untuk kegiatan ketik mengetik, internet, saya installkan linux. Keluarga terdekat mulai saya ajari menggunakan linux.
Tidak hanya itu, teman-teman yang hoby utak-atik komputer tidak luput dari promosi untuk menggunakan linux.
Berikutnya, saya terusik untuk membantu kawan-kawan yang mengembangkan linux versi Indonesia. Linux BlankOn namanya yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum masyarakat indonesia di dunia pendidikan, perkantoran dan umum. Rasa nasionalisme bangkit dikarenakan ini adalah hasil jerih payah putra-putra Indonesia yang berusaha untuk maju dan menunjukkan kepada dunia, bahwa orang indonesiapun sanggup melakukannya.
Saya memilih ikut andil, ambil bagian meskipun untuk pekerjaan sepele yaitu melakukan test cd yang telah diracik untuk mencari kelemahan-kelemahannya dan melaporkannya kembali kepada pengembang yang lain untuk segera memperbaikinya.

Beberapa pengembang BlankOn Linux, Saat konferensi di Bogor

Saya punya hutang moral, merasa bersalah karena menginstal software bajakan di laboratorium milik sekolah dan pernah mengajari siswa/i untuk menggunakannya. Untuk menebusnya, semua komputer sudah saya migrasikan menggunakan BlankOn linux. Saya mengajari siswa/i semua hal yang berkaitan dengan FOSS. Semua buku dalam format pdf dan artikel-artikel berikut video-video yang berkaitan dengan hal tersebut, saya copy dan disimpan pada server yang telah disiapkan, sehingga semua siswa/i bisa membaca dan mempelajari serta mempraktekkannya setiap saat.

Siswa/i SMKN 1 Bima belajar linux. Mereka harus dijauhkan dari software bajakan

Komputer UPTD (Tata Usaha) yang dulunya bercokol sistim operasi bajakan, telah saya format habis dan diganti dengan linux. Untuk urusan perkantoran, para staff Tata Usaha telah menggunakan OpenOffice.
Laptop di ruang kerja Kepala Sekolah dan komputer-komputer di masing-masing ruangan Wakil Kepala Sekolah, sudah berubah wajah, Linux!.

Setelah memigrasikan diri sendiri, teman-teman dan lingkungan kerja, saya berpikir untuk memberi pencerahan kepada sekolah-sekolah lain pada semua jenjang. Maka dirancanglah kegiatan untuk melakukan beberapa workshop. Saya dengan beberapa kawan yang pernah saya racuni dengan linux sebelumnya, berupaya untuk memberikan pendidikan dan pelatihan tentang linux tidak hanya kepada guru-guru tetapi juga kepada siswa/siswi pada sekolah yang kami datangi.

Saat memberikan workshop di sekolah-sekolah.

Guru dan siswa/i mengikuti workshop BlankOn Linux.

Beberapa SMP dan SMA sudah kami datangi, kesadaran mereka untuk bangkit mulai terlihat, respon secara langsung maupun melalui email kami dapatkan. Anak bangsa yang tumbuh, harus diselamatkan. Ini untuk masa depan kita, biar bangsa kita lebih maju atau sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya yang telah jauh meninggalkan kita.

Jalan menuju kebangkitan dengan meninggalkan software bajakan, harus terus dilakukan. Bangsa Indonesia harus bisa berdiri di atas kaki sendiri dengan tidak bergantung kepada orang lain. Katakan “BISA!” dengan jari terkepal. Tunjukan kepada dunia bahwa kita adalah bangsa yang agung, yang menghargai jerih payah, yang menghargai hak cipta.

Indonesiakan Raya!!!

Sudahkan Anda melakukan perjalanan keliling Indonesia??. Maksud saya bukan Jakarta, Bali, Medan, Makassar atau kota-kota besar yang kebetulan berada di Indonesia. Indonesia yang benar-benar Indonesia, Indonesia yang rakyatnya masih miskin dan terbelakang, tidak punya fasilitas apa-apa, pendidikan dan kesehatan yang minim, pokoknya yang hidup dalam keterbatasan.

Jika belum, berarti Anda hanya melihat kulit luar dari negara yang bernama Indonesia!. Ini bukan mengada-ada, inilah realitas jika Anda menyelami lebih dalam.
Kita selalu terbuai dengan pembangunan, tetapi pembangunan memang hanya terkonsentrasi di kota-kota besar, sehingga mereka yang tergiur dan tidak punya lapangan pekerjaan di kampung, melakukan urbanisasi.

Terdengar informasi di zaman canggih ini, masih banyak penduduk yang mengalami kelaparan atau menderita penyakit busung lapar. Ketika semua hanya simbol, tetapi realitas tidak membutuhkan simbol-simbol. Harus dibuktikan, bahwa kita memang gemah ripah loh jinawe.
Bumi kita subur, tetapi hanya untuk sebagian orang. Laut kita kaya, tetapi juga hanya untuk sebagian orang. Hutan yang menyejukkan dibabat habis, juga hanya untuk segelintir pengusaha. Hanya udara yang masih merdeka dimiliki dan dihirup oleh ratusan juta paru-paru masyarakat Indonesia, tetapi itupun di beberapa daerah sudah tidak bersih lagi. Semua sudah tergadaikan. Kita sudah tidak memiliki harga diri sebagai bangsa.

Tuhan, apa yang bisa kami dapatkan pada negeri yang telah dibangun dengan air mata dan darah ini?. Sampai hari ini tanpa terasa terpaksa kami masih menjadi cecunguk. Ketika hidup tidak memiliki pilihan, arah mata angin mana lagi yang harus kami ikuti?. Persoalan datang silih berganti, setelah gempa, banjir dan tanah longsor. Beruntun kasus-kasus besar mengenai korupsi, hukum yang tidak memihak pada rakyat kecil, skandal century, dan segala macam skandal lainnya. Syukur terbongkar, tetapi apakah ada tindak lanjutnya?. Alangkah lucunya negeri ini*)
Bolak balik membaca lembar demi lembar surat kabar yang beritanya telah basi, karena di kampung saya, surat kabar nasional telat satu hari. Tetapi kejadian tetap sama. Kemarin, hari ini dan esok, berita yang sama, dengan bahasa berbeda: Perang antar suku dan kelompok, pilkada rusuh, Mahasiswa Tawuran. Sangat mencengangkan, mereka itu Maha, Pahami makna kata Maha, kemudian coba kita simpulkan, mereka ternyata masih balita!. Jika terus seperti itu, lalu kepada siapa lagi negeri ini disandarkan?.
Kita sangat mengagungkan anarki, terlalu membanggakannya sehingga tidak terasa setiap kegiatan yang kita lakukan, selalu beriringan dengan kekerasan.

Kapan kita bangkit?. Sebuah pertanyaan yang harus dijawab sendiri oleh anda, saya, mereka, kita semua termasuk orang yang mengajukan pertanyaan itu. Jika masih memiliki harga diri sebagai bangsa, jika masih memiliki darah yang mengalir dan di hilirnya berujung pada tanah air Indonesia. Tidak bisa tidak, kita harus terjang segala ketidakadilan, keangkaramurkaan yang masih dengan sangat nyaman bercokol pada diri kita masing-masing.

Ada banyak yang telah bangkit, tetapi itu terlihat hanya secara individual, yang kita perlukan sekarang adalah gerakan masa yang massive, yang mampu meruntuhkan kolonialisme yang telah berganti wajah. Kita harus bangkit dan kembali bersumpah :

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

*) judul film karya Dedy Mizwar

Dengan Sepeda Kami Melalui Negeri Ini

HandPhone saya bergetar diiringi suara Mbah Surip (alm) menyanyikan lagu “tak gendong”, yang saya gunakan sebagai nada dering. Nama Om Didi terpampang di layar HP saya. Tanda Accept saya tekan, seketika keluarlah suara Om Didi yang mengabarkan ada 2 orang pesepeda asal Belanda yang berjenis kelamin cewek yang datang berkunjung ke Sape, Bima. Bergegas saya datang ke rumah Om Didi dengan pakaian Bike to Work lengkap kebanggaan saya. Setelah ngobrol sebentar, kami berdua menuju hotel tempat ke dua cewek bule tersebut nginap.

Sambutan awal yang menyenangkan saya terima ketika berjabat tangan dan saling memperkenalkan diri. Arween De Graf nama cewek bule tersebut, berumur 36 tahun merupakan seorang advokat/pengacara di negaranya sana, dan berniat menghabiskan uang yang didapat selama dia bekerja untuk bersenang-senang dengan melakukan traveling ke berbagai negara.
wuihhh..alangkah bedanya dengan banyak pekerja di Indonesia, yang menutupi kebutuhan sehari-hari harus tetap ngutang karena memiliki penghasilan yang sangat minim. Jadi untuk melakukan perjalanan seperti mereka adalah mimpi bagi sebagian besar penduduk Indonesia.

Beberapa saat kemudian, muncul gadis cantik bermata agak kebiru-biruan berkulit sangat putih menghampiri kami. Jolien namanya. Seorang mahasiswi, selengkapnya bisa dibaca pada blognya di sini. Bersama Arween melakukan traveling menggunakan sepeda untuk keliling Indonesia.
Percakapan bertambah seru, saling berbagi informasi, berbagi cerita tentang aktivitas sehari-hari, berbagi pengalaman dan lain sebagainya.

Pukul 12.00 Witeng, berempat mengendarai sepeda kami masing-masing, menuju ke salah satu resto yang ada di dekat pelabuhan Sape. Kami memesan makanan dan sayuran yang berbahan daun singkong. Sengaja kami memesan sayuran tersebut karena merupakan makanan favorit ke dua cewek bule tersebut.
Sambil menyantap makanan kami menyusun rencana untuk berkeliling di kampung-kampung kecil yang ada di Kecamatan Sape dan Lambu, untuk melihat lebih dekat kehidupan dan aktivitas masyarakat yang berada di dua kecamatan tersebut. Tak lupa kami menyusun rencana untuk bersepeda menuju pantai. 😉

Jalan Turun Menuju Pantai

Selesai bersantap, istirahat sebentar untuk melanjutkan diskusi tentang rute yang akan ditempuh.
Sekitar Pukul 14 siang, kami mulai bersepeda dengan rute yang telah kami rencakan tadi. Cuaca cukup panas, matahari bersinar terik, tapi tidak menurunkan semangat saya dengan Om Didi untuk menjadi guide, memperkenalkan adat istiadat masyarakat Sape dan Lambu. Rute yang kami tempuh dari arah pelabuhan menuju arah utara, menyusuri jalan beraspal yang membelah sawah yang luas.
Sambil bersepeda dengan formasi 2 – 2 kami jalan beriringan, sambil bercerita tentang jenis-jenis tanaman yang ditanam masyakarat setempat, memperkenalkan kehidupan bercocok tanam para petani, melihat hasil panenan bawang, memperkenalkan daun singkong yang belum dipetik. Mereka agak surprise ketika melihat bentuk tanaman singkong, bahkan beberapa daun mereka bawa dan simpan untuk dijadikan kenang-kenangan. Ah, dasar bule…hal-hal seperti itu saja dijadikan suvenir :).

Perjalanan dilanjutkan menuju perkampungan penduduk. Desa Lanta Kecamatan Lambu yang kami pilih untuk berkunjung, karena di Desa tersebut banyak terdapat minuman khas dari pohon sejenis Palem yang dalam bahasa Bimanya biasa disebut Ta’a.
Istirahat di salah satu rumah penduduk, sambil menikmati minuman Oi Ta’a (minuman yang di ambil dari pohon sejenis palem) yang segar, membasahi kerongkongan kami yang kehausan karena lelah bersepeda.

Bule masuk kampung, begitulah yang terjadi. puluhan anak-anak kecil berkerumun ingin melihat langsung bagaiamana bentuk dan rupa cewek bule yang berkunjung ke kampung mereka, dengan mata berbinar dan keheranan mereka memperhatikan gerak-gerak tamu yang sangat asing dan belum pernah mereka temui

Arween Menikmati Oi Ta’a.

Jolien Menikmati Oi Ta’a

Tidak hanya anak kecil, para orang tua yang bertetanggaan dengan rumah tempat kami istrihatpun berdatangan. Celetukan-celetukan mereka dalam Bahasa Bima membuat saya tersenyum sekaligus miris. Mereka sangat ingin menyekolahkan anak-anaknya sampai ke jenjang yang sangat tinggi, biar seperti bule-bule itu, menikmati semua perjalanan ke semua tempat yang ingin dikunjungi. Memang memprihatinkan hidup di bawah garis kemiskinan.
Perjalanan kembali dilanjutkan. Trip berikutnya menuju pantai. Trip ini yang paling sulit, karena harus melewati beberapa bukit yang lumayan menguras energi jika dilalui menggunakan sepeda. Kami terpaksa menuntun sepeda karena sudah tidak mampu lagi untuk mengendarainya. Capek??, pastilah. Tetapi karena tamu harus dihormati, rasa capek tersebut diusir jauh-jauh.
Setelah naik turun bukit, tibalah kami di pantai terdekat yang berada di Kecamatan Lambu. Penat yang menghimpit kami berempat seketika hilang ketika menikmati pemandangan pantai yang tenang. Suasana syahdu terasa karena sore menghadirkan matahari yang bersahabat, laut yang hangat. Kami menikmati suasana ini sangat lama. Berdiskusi dan bercanda, foto bersama dan minum Oi Ta’a itulah yang kami lakukan sambil duduk di pinggir pantai.
Pukul 19.30 witeng, kami berkemas dan melanjutkan perjalanan untuk pulang. karena ke empat sepeda tidak memiliki lampu penerang, terpaksa penerangan dilakukan ala kadar dengan menggunakan lampu senter yang terbundel langsung dengan handphone merek Nokia. Sambil menuntun sepeda, kami bernyanyi lagu dari Eric Clapton.
Banyak pelajaran yang saya petik dari bule cewek ini. Seperti bagaimana menjaga kebersihan. Om Didi pernah ditegur karena membuang botol minuman sembarangan. Sesuatu yang mungkin tidak terpikirkan bagi sebagian besar orang Indonesia. Bagaimana budaya Belanda, yang meskipun sudah dijajah selama 360 tahun, sumpah mati banyak generasi Indonesia yang tidak mengerti seperti apa budaya Belanda.

Om Didi, Jolien, Me and Arween

Ya, dengan sepeda kalian telah mengunjungi desa kami, biar kalian melihat seperti inilah kami, masih bergelut dengan kemiskinan dan penderitaan, melihat lebih dalam dan lebih ke dalam. ternyata kami belum bisa seperti kalian! Moga kami lebih cepat bangkit, dan untuk anda berdua selamat berkunjung ke Indonesia di bagian yang lain.
Sampai jumpa lagi.

Cerita Tentang Sebatang Pohon Di Sekolahku

Kamu masih kecil, masih belum kuat untuk berdiri sendiri, maka kami menemani. Tentu engkau merasakan pahitnya hidup di tempat seperti ini. Terik matahari, tanah yang bercampur garam, tentu bukan awal tempat untuk hidup yang baik.
Tapi kami sudah menentukan nasibmu. Pada awalnya engkau memang tidak di sekolah*) ini, berada disuatu tempat yang teduh dan nyaman penuh humus dimana bundamu menimang di bawah rindang daunnya untuk mencoba mengajari engkau tumbuh. Kami memang memisahkanmu, sejak engkau masih dilindungi oleh keras kulit luar bijimu. Engkau kami pilih, karena kami percaya engkau mampu menyejukkan sekolah kami yang gersang, jadi mohon jangan menyalahkan kami.

Di tempat ini, tempat engkau menancapkan akarmu yang masih lemah, mencoba menerobos tanah padat yang penuh dengan batu. Engkau berusaha bangkit dan tumbuh. Tidak seperti saudaramu yang lain, mereka kini sudah kuat dan kokoh. Engkau masih berjuang di bawah sengatan matahari yang menantangmu untuk tetap bertahan.

Kami hanya ingin membuat sekolah ini sedikit berwarna, tidak hanya coklat sebagaimana warna terjemahan dari kering dan gersang, tentu akan lebih indah jika warna hijau juga memantul di pupil mata kami, ini akan menjadi perpaduan warna yang sangat indah.
Setelah menanammu di sini, sejuta doa kami panjatkan, kami tidak ingin engkau menjadi tumbal lagi, kami ingin kamu hidup, tunjukkan tunas-tunas barumu.
Takkan kami biarkan engkau sendiri. Pagar bambu sudah kami selimuti, untuk melindungi dari panasnya liur kambing yang terpesona melihat daun hijaumu. Meski tidak setiap hari, kami beri air pelepas dahaga, untuk membasahi akar-akar yang menopang badanmu. Kita semua melakukan itu, karena kita peduli, menjaga bumi meski hanya dengan sebatang pohon

Kami menyukai bentuk daun yang sengaja engkau pamerkan saat kami menjengukmu, memberi kesan sejuk. Suatu saat, jika kamu mampu tumbuh besar, Semua orang yang berteduh pasti akan lupa waktu karena keasyikkan bercengkerama di bawah naungan daunmu.
Alangkah senangnya nanti, kami akan betah berlama-lama mengagumi daunmu, tidak hanya aku. burung-burung yang terusir, yang saat ini entah kemana, akan kembali ingat dimana dia dilahirkan.
Semua ingin menikmati, tapi bukan hari ini, pada hari yang lain pada masa yang akan datang. Semoga cepat tumbuh dan merindangi.

keterangan :

*) Sekolah yang saya maksudkan adalah SMKN 1 Bima berada di atas tanah bekas tambak, terletak di Kecamatan Lambu Kab. Bima NTB, saat ini sekolah masih dalam keadaan gersang, berbagai cara kami lakukan agar pohon yang kami tanam bisa hidup, tetapi perjuangan nampaknya tidaklah selalu mulus. Banyak pohon yang mati setelah akarnya menyentuh tanah bergaram. Saat ini kami tetap mencoba menanam pohon apa saja yang penting bisa membuat sekolah kami hijau dan sejuk. Pohon ketapang pada gambar di atas, salah satu yang mampu bertahan hidup sampai saat ini, sehingga saya angkat menjadi cerita. We Care Kita peduli dengan lingkungan.
(Postingan untuk mengikuti Blog Competition STOS ” We Care Kita Peduli”)